Selamat Datang Di Setus Ahmad Zahrani

Pages

Berawal dari sini DUA PUISI

Jauh Dari Sempurna , mencoba  untuk berkarya  bukan  untuk di bilang orang yang hebat atau orang yang mengagumkan  tapi sekedar ingin  belajar menulis tentang apa yang  ada di dalam pikiran , semoga  menjadi seuatu  yang pantas untuk di kenang.

kemaren tanggal 31 juli 2013 seperti biasa hanting baca" di internet  kebetulan, saya lagi suka  baca puisi bertema cinta  , bukan cinta kepada sesuatu  yang bersifat materi atau ke bendan  tapi lebih kepada cinta sang maha cinta  terinspirasi dari sajak puisi Jalaludin Al-Rumi Guru cinta dari persia .
ketemu sama puisi yang di bawah ini yang membuat aku berani belajar untuk menulisi kebetulan puisi di bawah ini  tulisan  ( kahlil Gibran ).

Dua Puisi
Berabad-abad yang lalu, di suatu jalan menuju Athens, dua orang penyair  bertemu. 
Mereka mengagumi satu sama lain. Salah seorang penyair bertanya,

"Apa yang kau ciptakan akhir-akhir ini, dan bagaimana dengan lirikmu?"
Penyair yang seorang lagi menjawab dengan bangga, "Aku tidak melakukan hal
lain selain menyelesaikan syairku yang paling indah, kemungkinan merupakan
syair yang paling hebat yang pernah ditulis di Yunani. Isinya pujian tentang
Zeus yang Mulia."

Lalu dia mengambil selembar kulit dari sebalik jubahnya dan berkata, 
"Ke mari, lihatlah, syair ini kubawa, dan aku senang bila dapat membacakannya untukmu.
Ayuh, mari kita duduk berteduh di bawah pohon cypress putih itu."
Lalu penyair itu membacakan syairnya. Syair itu panjang sekali.
Setelah selesai, penyair yang satu berkata, "Itu syair yang indah sekali. Syair itu
akan dikenang berabad-abad dan akan membuat engkau masyhur."

Penyair pertama berkata dengan tenang, "Dan apa yang telah kau ciptakan
akhir-akhir ini?"
Penyair kedua menjawab, "Aku hanya menulis sedikit. Hanya lapan baris untuk
mengenang seorang anak yang bermain di kebun." Lalu ia membacakan
syairnya.

Penyair pertama berkata, "Boleh tahan, boleh tahan."
Kemudian mereka berpisah.

Sekarang, setelah dua ribu tahun berlalu, syair lapan baris itu dibaca di setiap
lidah, diulang-ulang, dihargai dan selalu dikenang. Dan walaupun syair yang
satu lagi memang benar bertahan berabad-abad lamanya dalam perpustakaan,
di rak-rak buku, dan walaupun syair itu dikenang, namun tidak ada yang
tertarik untuk menyukainya atau membacanya.


Nt*kamis 23 Ramahdan 1434 H /  01 Agust 2013 Istana surga MTP


0 komentar:

Posting Komentar